25 Years of Being Alive

by - December 08, 2020

I survived another year. Hari ini, gue menginjak usia 26 tahun (ga muda lagi ya). Pas gue masih SMA, gue melihat usia 25 tahun sebagai usia yang "ideal". “Ideal" dalam artian bisa memiliki pekerjaan yang stabil dan udah bisa membina rumah tangga. Apakah gue mendapatkan itu semua? Jawabannya gue belum mendapatkan itu. Malah gue mengalami quarter life crisis, mempertanyakan segala sesuatu. Hidup ga selancar jalan tol. Pada akhirnya, usia 25 tahun itu lewat juga.

Gue baru menyadari ulang tahun di akhir tahun tuh sekalian refleksi satu tahun ke belakang. Tentunya, gue masih manusia yang jauh dari kata sempurna, banyak cela iya. Sampai pertengahan tahun ini, ketakutan gue akan kegagalan lebih besar, sehingga gue terlalu banyak berpikir dan lama buat mengeksekusi sesuatu. Gue masih belajar untuk menerima segala kondisi yang terjadi di luar kehendak gue karena gue ga bisa mengontrol segala sesuatu. Kehilangan, salah satunya, gue belajar untuk merelakan. Yang pasti, someday, gue akan menemukan apa yang seharusnya disediakan untuk gue.


Prinsipnya, mau berusaha sekeras apa pun, kalau ga jodoh atau belum waktunya, ya pasti ga dapet. Jadi, jalanin aja dengan tetap bersandar sama Tuhan. Gue belajar pentingnya ada safe place, baik di dalam Tuhan maupun orang-orang tertentu yang dapat dipercayai untuk berbagi keluh kesah. Isolation brings despair, but bonding brings healing. Cuman cuman cuman I have to be whole by myself karena terkadang manusia pasti mengecewakan. 


This year was a difficult one. Siapa sih yang bakal menyangka dunia mengalami pandemi selama hampir satu tahun? Gue yakin banyak banget yang terkena dampak negatif dari pandemi. Gue juga pernah bercerita di blog ini kalau ini tuh bukan masa yang mudah juga buat gue. Tapi, gue masih mencoba untuk bertahan dan melihat kebaikan Tuhan di kehidupan gue. Well, kalau kata Kunto Aji mah, “Cukupkanlah ikatanmu. Relakanlah yang tak seharusnya untukmu.” Hidup tuh simple, kitanya aja yang ribet. Bertahan hidup dan masih waras aja cukup (apalagi pas pandemi ini ya). Jalanin apa yang bisa dijalanin. Cheers to another year!

I am also at

You May Also Like

8 comments

  1. Happy Birthday for u Kak Abi :D (aku panggil kak abi aja yah :D)
    aku setuju sama kak Abi, di usia kepala dua pelajaran yang aku dapat itu salah satu nya mengikhlaskan dan memaafkan. sulit memang, tapi yang jelas harus menghadapi realita. aku harus tau mana realita mana fantasi. jangan obsesi sama makhluk tuhan. perbanyak bersyukur dan berbagi.
    entah kenapa dari tulisan ini kayak ngerti perasaan kak abi. aku doakan semoga hal hal baik banyak yang mendatangi kak abi ya.
    once again, happy birthday for you <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasi Farah :D masuk kepala dua tuh makin sadar realita sih wkwk terus, krn kepentok sama realita harus belajar mengikhlaskan dan memaafkan biar lebih ringan.

      Delete
  2. Happy birthday Abigail, 26 itu masih muda banget loh, masih ada waktu untuk mengejar impian. Stay healthy & young, GBU

    ReplyDelete
    Replies
    1. thank you :D hahaha iya sih Mbak Meta, masih panjang ya. cuman udah bukan abege labil aja :')))

      Delete
  3. Waahhhh 26 adalah usia yang masih sangat muda kok Abi, selamat ulang tahun ya, semoga sehat dan bahagia selalu, dan tercapai semua impiannya.

    Betul banget ya, kadang memang kitanya aja yang ribet, padahal ya hidup gitu-gitu aja, udah simple, tapi kita kadang over thinking melebihi apa yang ada.

    Anyway, semoga di usia baru Abi jadi lebih semangat dan kuat :*

    ReplyDelete
  4. Hai Abigail! happy birthday hope all your wishes come true, be happy and healthy. 25 tahun emang fase yang nano-nano ditambah pandemi dan ternyata sekarang udah 26. Setahun terlewati dengan berat melawan pikiran-pikiran kita sendiri. Kamu hebat sudah lalui masa itu.

    Kita seumuran nice to know you.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Lona. Kita seumuran ya :) Nice to know you too :D Thank you ya :)

      Delete